HOT NEWS

Rabu, 29 Juni 2016

NATO Tumpuk Pasukan dan Peralatan Militer dipintu Gerbang Rusia

Pengerahan kekuatan militer NATO di depan pintu Rusia kini mencapai dua kali lipat dari sebelumnya dan memaksa Moskow untuk mengambil langkah-langkah pembalasan. Demikian disampaikan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu, pada Rabu petang.


”Sekarang NATO dan Amerika Serikat (AS) telah mengerahkan sekitar 1.200 buah peralatan militer, termasuk 30 jet tempur, serta lebih dari 1.000 tentara di wilayah negara-negara Eropa Timur secara rotasi,” kata Shoigu dalam sebuah pernyataan yang dirilis Departemen Pertahanan Rusia.

“Kapal-kapal Angkatan Laut AS serta kapal militer dari anggota NATO lainnya secara teratur memasuki Baltik dan Laut Hitam,” lanjut Shoigu, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (30/6/2016).
 


Dia menambahkan bahwa NATO juga terus memodernisasi dan meningkatkan berbagai fasilitas militer di Polandia, Rumania, Bulgaria dan Baltik untuk membawa negara-negara itu ke standar NATO.

Menurut Shoigu, penyebaran sistem pertahanan anti-rudal (ABM) AS di Eropa Timur merupakan sumber perhatian khusus bagi militer Rusia.




”Pada tanggal 12 Mei, sistem anti-rudal Aegis di kompleks pertahanan darat mulai beroperasi di Rumania,” ujarnya. Dengan sistem itu, kompleks pertahanan darat Rumania dapat digunakan untuk meluncurkan rudal Tomahawk. AS juga bersiap membangun sistem serupa di Polandia.

Menhan Rusia ini juga memperingatkan bahwa setelah pertemuan puncak Warsawa yang akan diselenggarakan pada 8-9 Juli, NATO dapat secara signifikan meningkatkan kehadirannya dan aktivitasnya dekat perbatasan Rusia.

”Langkah-langkah dari rekan-rekan Barat kami tersebut mengakibatkan erosi dari stabilitas strategis di Eropa dan memaksa kita untuk mengambil langkah-langkah pembalasan, terutama dalam operasi teater Barat,” imbuh Shoigu. Menurutnya, Rusia dipastikan mengambil tindakan untuk menetralisir ancaman potensial. (SindoNews)

Dua Kapal Perang Nyaris Senggolan di Laut Mediterania, AS dan Rusia Perang Urat Saraf

Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Rusia saling menuduh satu sama lain setelah kedua kapal perang mereka nyaris bersenggolan di Laut Mediterania.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kapal perang perusak USS Gravely melintasi jalur kapal Rusia perang Yaroslav Mudry Rusia pada 17 Juni 2016. Kapal perang AS itu, nyaris terlibat pertemuan berbahaya dengan kapal perang Rusia.



“Angkatan Laut AS melakukan sebuah pelanggaran berat terhadap aturan internasional tentang pencegahan tabrakan di laut,” bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia. Moskow tuding Washington melanggar perjanjian maritim yang ditandatangani kedua pihak pada tahun 1972.
 


Sementara itu, seorang pejabat pertahanan AS menuduh balik kapal perang Rusia yang melakukan kesalahan. Kapal perang Rusia dianggap sengaja melakukan manuver untuk mendekati kapal perang USS Gravely.




Menurut pejabat itu, kapal perang Rusia melakukan manuver dengan memposisikan dirinya sekitar dua mil (tiga kilometer), kemudian mendekati kapal perang AS secara berbahaya.

”Manuver ini menunjukkan bahwa (kapal Yaroslav Mudry) sebenarnya tidak membatasi kemampuannya untuk manuver, dan dengan demikian sengaja menampilkan sinyal internasional palsu,” kata pejabat pertahanan AS yang berbicara dalam kondisi anonim, seperti dikutip Reuters, Rabu (29/6/2016).

Rusia bersikeras bahwa kapal perangnya berada di perairan internasional dan tidak melakukan manuver berbahaya terhadpa kapal perang perusak AS. (SindoNews)

Serangan Istanbul Bukti Terorisme Tak Mengenal Agama

Presiden Turki, Tayyip Erdogan mengecam keras serangan bom yang menghantam bandara Ataturk di Istanbul, semalam. Erdogan menuturkan, serangan ini kembali menunjukan bahwa terorisme tidak ada kaitannya dengan sebuah agama, khususnya Islam.

Serangan Istanbul Bukti Terorisme Tak Mengenal Agama

"Serangan yang berlangsung selama bulan suci Ramadhan, menunjukkan bahwa serangan terorisme dengan tidak menghargai kepercayaan dan nilai-nilai agama," ucap Erdogan, seperti dilansir Russia Today pada Rabu (29/6).

Dia juga menyebut bahwa serangan ini harusnya menjadi titik balik bagi dunia internasional, untuk terus meningkatkan upaya melawan teroris. Dalam pandangannya, tidak ada negara yang aman akan ancaman terorisme.


"Saya berharap bahwa serangan di bandara Ataturk, terutama bagi negara-negara Barat dan di seluruh dunia, akan menjadi tonggak untuk memerangi bersama melawan organisasi teroris, sebuah titik balik," sambungnya.

Erdogan, di kesempatan yang sama menegaskan, Turki akan terus melanjutkan upaya melawan teroris, tidak peduli berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan.

"Bom  di Istanbul (telah menunjukkan) sifat berbahaya dari terorisme. Itu bisa terjadi di setiap kota di dunia, di bandara manapun. Sekali lagi, Tuhan mengampuni warga negara kita yang kehilangan nyawa mereka dalam serangan itu, saya berharap mereka yang cidera untuk segera sembuh," pungkasnya. (SindoNews)

Selasa, 28 Juni 2016

Jika Berminat Jepang Bisa Buat Senjata Nuklir dalam Semalam

Wakil Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Presiden China Xi Jinping bahwa Jepang memiliki kapasitas untuk memiliki senjata nuklir dalam waktu “hampir semalam.”

Berbicara pada program Public Broadcasting Service ditayangkan Senin, 27/6/2016 Biden mengatakan ia telah mendesak Presiden China Xi Jinping, untuk mempengaruhi Korea Utara sehingga meninggalkan perkembangan rudal dan senjata nuklirnya.


Jika Berminat Jepang Bisa Buat Senjata Nuklir dalam Semalam

Mengacu pada perilaku Pyongyang yang baru-baru ini menguji dan dan meluncurkan rudal nuklir yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, Biden mengatakan jika China dan Amerika Serikat gagal mengambil tindakan efektif terhadap Korea Utara, “Apa yang terjadi jika Jepang, memutuskan besok membuat nuklir? Mereka memiliki kapasitas untuk melakukannya untuk waktu hampir semalam.”

Biden tidak mengatakan kapan percakapannya dengan Xi berlangsung.


Wapres mengatakan Cina “memiliki kemampuan terbesar tunggal untuk mempengaruhi Korea Utara dengan memotong A, B, C, D, berbagai macam hal, tetapi juga bisa menyebabkan munculnya ledakan dari Korea Utara.”

Biden mengatakan Korea Utara sedang membangun senjata nuklir yang bisa menyerang sejauh jauhnya daratan AS. “Dan saya katakan, jadi kita akan bergerak meningkatkan sistem pertahanan kita,” katanya, menunjukkan Washington bermaksud menyebarkan sistem pencegatan rudal canggih AS yang disebut Terminal High Altitude Area Defense, atau THAAD, di Korea Selatan.




Wakil presiden Biden mengutip ucapan Xi Jinping mengatakan, “Tunggu sebentar, militer saya berpikir Anda akan mencoba untuk mengepung kami,” menggarisbawahi ketidaksukaan China atas penyebaran THAAD di Korea Selatan.

Biden menyanggah pandangan calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump bahwa dia terbuka untuk ide bahwa Jepang dan Korea Selatan dibiarkan mengembangkan senjata nuklir mereka sendiri dan akan menarik pasukan AS dari Jepang dan Korea Selatan.

“Tidak apa-apa dengan Donald Trump. Tapi itu tidak apa-apa bagi kita untuk terus melihat proliferasi senjata nuklir di seluruh dunia, “katanya.

Ditanya tentang pernyataan Biden, Wakil Sekretaris Kabinet Jepang Hiroshige Seko mengatakan pada konferensi pers Jumat di Tokyo bahwa Jepang “tidak pernah bisa memiliki senjata nuklir.”

Seko mengatakan tiga prinsip non-nuklir tidak memproduksi, memiliki, atau membiarkan senjata nuklir di wilayah Jepang merupakan kebijakan dasar penting dari pemerintah Jepang. (JKGR)

Serangan Bom Lukai 8 Orang di Malaysia

Sebuah serangan granat di sebuah bar di Malaysia melukai delapan orang, termasuk seorang warga negara China. Meski begitu, pihak kepolisian Malaysia meyakini jika serangan tersebut bukanlah aksi terorisme.


Serangan terhadap Movida Bar di Puchong, sebuah kota pinggiran ibukota Kuala Lumpur, terjadi pada Selasa (28/6/2016) dini hari. Saat itu, para pengunjung tengah menonton siaran langsung Euro 2016.


Wakil Kepala Polisi Negara Selangor, Abdul Rahim Jafar kepada wartawan mengatakan, motif serangan diduga adalah persaingan bisnis, balas dendam, atau target pembunuhan.




"Kami masih menyelidiki siapa tersangka, tapi motif bisa jadi persaingan bisnis, balas dendam, atau satu atau lebih dari para korban bisa saja target pembunuhan," terangnya, seperti dikutip dari Reuters.

Dalam serangan serupa pada 2014, seorang pria tewas, sementara 12 lainnya terluka ketika sebuah bom meledak di luar sebuah pub di Kuala Lumpur. (Detik)

Senin, 27 Juni 2016

Menhan Jerman : NATO dan Rusia Harus Terbuka Soal Penempatan Pasukan

Menteri Pertahanan Jerman, Ursula von der Leyen mengatakan, NATO dan Rusia harus saling terbuka mengenai penempatan pasukan mereka. Hal ini perlu dilakukan guna mencegah eskalasi lebih lanjut antara kedua belah pihak.

Menhan Jerman NATO dan Rusia Harus Terbuka Soal Penempatan Pasukan.jpg

Ursula menuturkan, NATO dan Rusia harus membuka komunikasi, dan mulai berbagai data mengenai penempatan atau penempatan ulang pasukan mereka di seluruh Eropa. Menurutnya, NATO sejatinya ingin memiliki hubungan baik dengan Rusia.




"Tentu saja, kita perlu hubungan yang lebih baik dengan Rusia. Tetapi untuk itu, Rusia juga harus mematuhi aturan internasional. Dialog membutuhkan setidaknya dua (pihak). Selain itu, transparansi juga penting. Ini akan masuk akal jika Rusia dan NATO melalui kerangka OSCE terus mengungkapkan data tentang relokasi dan penegakan militer mereka," ucap Ursula.

"Adapun kepada NATO, yang merupakan serikat pertahanan esklusif, saran ini sudah diutarakan sebelumnya," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Itar-tass pada Senin (27/6).

Hubungan NATO dan Rusia sendiri memang jauh dari kata baik. Keduanya terus terlibat ketegangan, terlebih saat NATO mulai sering melakukan kegiatan militer di negar-negara yang berdekatan dengan Rusia. (SindoNews)

Sepakati Rekonsiliasi dengan Turki, Israel Tetap Blokade Laut Gaza

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan, pencabutan blokade maritim di Gaza tidak termasuk dalam kesepakatan rekonsiliasi dengan Turki. Dengan demikian, blokade di seluruh wilayah perairan Gaza masih akan tetap berlaku.

Sepakati Rekonsiliasi dengan Turki, Israel Tetap Blokade Laut Gaza

Berbicara saat melakukan kunjungan ke Roma, Italia, Netanyahu menuturkan masalah keamanan di perairan adalah sesuatu hal yang tidak bisa dikompromikan. Oleh karena itu, pihaknya tidak setuju untuk mencabut blokade tersebut, yang akhirnya turut disetujui oleh Turki.

"Hal kedua perjanjian tersebut adalah kelanjutan dari blokade keamanan maritim lepas pantai Jalur Gaza. Ini adalah kepentingan keamanan tertinggi bagi kami. Saya tidak siap untuk berkompromi soal hal itu," ucap Netanyahu, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (27/6).




Kesepakatan rekonsiliasi antara Turki dan Israel sendiri diketahui telah dicapai kemarin. Kesepakatan ini dicapai setelah terjadi negosiasi yang sangat panjang antara kedua belah pihak.

Terkait Gaza, berdasarkan kesepakatan itu, Turki diberikan kebebasan memberikan bantuan kemanusiaan dan produk non-militer lainnya ke Gaza dan melaksanakan proyek-proyek infrastruktur, seperti pembangunan tempat tinggal dan rumah sakit. Langkah-langkah untuk mengatasi krisis air dan listrik juga akan dilakukan. (SindoNews)

Turki Isyratkan Penyesalan Telah Tembak Jatuh Jet Bomber Su-24 Rusia

Presiden Turki Tayyip Erdogan tampaknya mulai menyesali insiden penembakan jet Su-24 Rusia oleh militer Turki. Hal ini disampaikan oleh juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Turki Isyratkan Penyesalan Telah Tembak Jatuh Jet Bomber Su-24 Rusia

Peskov mengatakan, Erdogan kembali mengirimkan surat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam surat itu, papar Peskov, tersirat bahwa Erdogan menyesali insiden itu, dan menunjukan tanda akan segera meminta maaf pada Rusia.

"Presiden Putin telah menerima surat dari Presiden Turki, Erdogan. Pemimpin Turki mengungkapkan minat dalam menyelesaikan situasi di sekitar jatuhnya pesawat jet pembom Rusia," kata Peskov.




"Erdogan mengatakan, Turki berbagi rasa sakit yang dirasakan oleh keluarga pilot jet Su-24 yang ditembak jatuh dan melihatnya sebagai duka Turki," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (27/6).

Dia menambahkan, dalam suratnya Erdogan juga mengatakan, Turki siap untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk meringankan rasa sakit dan beratnya dampak atas insiden itu terhadap keluarga almarhum pilot Su-24.

"Dalam surat tersebut, Presiden Turki juga mengatakan, ia selalu melihat Rusia sebagai mitra strategis dan teman. Dia turut menuturkan, Turki tidak pernah bermaksud untuk menembak jatuh pesawat dari Federasi Russia," pungkasnya. (SindoNews)

Video Penumpang Singapore Airlines Abadikan Mesin yang Terbakar dari Dalam Pesawat

Seorang penumpang Singapore Airlines SQ368 mengabadikan momen saat mesin sebelah kanan pesawat Boeing 777-300ER terbakar. Video tersebut diambil sesaat setelah pesawat  mendarat di bandara Changi, Singapura.


Dalam insiden itu semua penumpang yang berjumlah 222 dan 19 orang kru berhasil diselamatkan. “Seluruh penumpang telah diturunkan dan dibawa ke terminal dengan bus. Selanjutnya, penumpang akan diterbangkan dengan pesawat lain ke Milan (Italia).” Demikian pernyataan resmi pihak Singapore Airlines (27/6/2016).




Insiden itu bermula dari kecurigaan pilot terhadap adanya gangguan pada mesin pesawat setelah dua jam terbang dari bandara Changi. Pilot disebutkan menerima laporan adanya masalah di oli mesin sebelah kanan dari sistem penerbangan. Pilot pun memutuskan untuk Return to Base. Begitu mendarat, mesin mengeluarkan api.




Mesin yang terbakar itu teridentifikasi buatan General Electric jenis GE90. Pihak Singapore Airlines masih mendalami penyebab pasti insiden ini. (Angkasa | youtube)

Seorang Oknum Intelijen Yordania Curi dan Jual Senjata Milik CIA

Seorang anggota intilijen Yordania dikabarkan telah mencuri dan menjual senjata-senjata milik badan intelijen Amerika Serikat (AS) atau CIA dan Arab Saudi. Senjata yang dicuri adalah senjata yang hendak dikirimkan kepada pemberontak Suriah.

Seorang Oknum Intelijen Yordania Curi dan Jual Senjata Milik CIA

Menurut laporan yang dirilis New York Times, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (27/6), anggota intelijen Yordania itu mencuri senjata yang dikirimkan ke Yordania, untuk kelak diberikan kepada pemberontak Suriah. Senjata itu kemudian dijual ke pasar gelap.

Menurut sebuah penyelidikan bersama oleh New York Times dan Al Jazeera, beberapa senjata yang dicuri digunakan dalam penembakan pada bulan November yang menewaskan dua warga Amerika dan tiga orang lainnya di fasilitas pelatihan polisi di Amman.


 

Pencurian senjata, yang berakhir pada bulan lalu, setelah adanya keluhan dari pemerintah Amerika dan Saudi mengenai hal ini, telah menyebabkan aliran senjata baru yang cukup deras ke pasar gelap.

Petugas Yordania yang merupakan bagian dari rencana “reaped a windfall” dari penjualan senjata, menggunakan uang hasil penjualan senjata itu untuk membeli telepon genggam, mobil dan barang-barang mewah lainnya.

Namun, dalam laporannya New York Times tidak menjabarkan bagaimana nasib anggota intelijen Yordania tersebut. Apakah sudah ditangkap dan diadili, atau belum.

Kampanye Neo-Nazi Amerika Serikat Menelan Korban

Sejumlah orang mengalami luka tusuk dan sebagian di antaranya berada dalam kondisi kritis, menyusul pertikaian antara kelompok neo-Nazi dan kelompok yang berseberangan, di Gedung DPR di Sacramento, Amerika Serikat, Minggu (26/6/2016).

Seperti dilaporkan laman LA Times, setidaknya ada lima pasien yang dilarikan ke rumah sakit akibat luka tusukan tersebut.



Kampanye Neo-Nazi Amerika Serikat Menelan Korban

Hal itu diungkapkan Chris Harvey, petugas hubungan masyarakat di Kantor Dinas Pemadam Kebakaran Sacramento.

"Sejumlah orang lainnya mengalami luka potong, gores, dan memar namun tidak dibawa ke rumah sakit," kata Harvey.


"Sungguh ini huru-hara," ungkap Harvey lagi.

Seorang jurubicara dari RS Davis di Sacramento, Karen Finney, menyebutkan, saat ini dirawat sembilan pasien yang terluka dalam acara kampanye neo-Nazi itu.

Kondisi para korban beragam, mulai dari luka tusuk ringan, hingga ada yang berada dalam kondisi kritis.

Sebelumnya, Partai Pekerja Tradisional sudah mengantongi izin untuk menggelar kampanye pada sore hari di lokasi kejadian.

Demikian dikatakan George Granada, petugas layanan publik untuk California Highway Patrol di bagian perlindungan DPR yang juga memiliki yurisdiksi hingga ke gedung DPR tersebut.




"Beberapa jam sebelum jadwal kampanye, lebih dari 400 orang yang menentang gerakan itu datang dan mengepung gedung parlemen," kata Granada.

Para pengunjuk rasa menghancurkan jendela-jendela di bagian selatan gedung DPR tersebut.

Dikutip dari Kantor Berita AFP,  Partai Pekerja Tradisional yang menggelar kampanye itu selama ini mengumandangkan pesan tentang supremasi kulit putih, dan anti-imigran.

Organisasi sayap dari partai itu, the Golden State Skinheads, dalam pernyataan di situs resmi mereka mengungkapkan, aksi ini digelar untuk menegaskan sikap mereka atas posisi tersebut.

Setelah kejadian itu, pemimpin Partai Pekerja Tradisional. Matthew Heimbach dalam pernyataan yang dilansir CNN menyebut, kelompok anti-fasis menggunakan pisau, botol dan batu bata juga bongkahan beton, masuk menerobos ke tempat kampanye.

"Ketika mereka menyerang, anggota kami hanya mempertahankan diri untuk mengusir para penyerang," kata Matthew.

Berdasarkan laporan petugas Damkar Sacrameto, kelompok anti-fasis baru meninggalkan lokasi kejadian selepas sore hari. (Kompas)

Minggu, 26 Juni 2016

Brexit Berita Bagus untuk Rusia, dan Berita Buruk Untuk NATO

Satu-satunya orang yang lebih bahagia ketimbang Boris Johnson atas hengkangnya Inggris dari Uni Eropa alias Brexit bisa jadi adalah Presiden Rusia Vladimir Putin.

Kremlin telah bertahun-tahun mencoba untuk membuat celah dalam aliansi NATO dan Uni Eropa, tetapi dengan sedikit keberhasilan. Sekarang orang-orang Inggris memilih meninggalkan Uni Eropa dan keinginan Putin terpenuhi.

Brexit Berita Bagus untuk Rusia, dan Berita Buruk Untuk NATO

”Mereka (para pemimpin Rusia) minum vodka dalam jumlah berlebihan di Kremlin hari ini,” kata Derek Chollet, mantan penasihat senior di Pentagon kepada Foreign Policy, mengacu pada kebahagiaan Putin atas Brexit.

”Apa yang membuatnya menyedihkan adalah bahwa ini adalah kesalahan unforced,” kata Chollet, yang sekarang aktif di German Marshall Found, yang dilansir semalam (26/6/2016). ”Putin telah berusaha untuk memaksa divisi di Barat, tapi dia benar-benar belum berhasil dengan baik. Ini adalah keuntungan baginya tanpa dia harus melakukan sesuatu.”



Rusia terlibat ketegangan dengan Uni Eropa ketika Moskow dijatuhi sanksi atas tuduhan melakukan intervensi dalam krisis Ukraina.

”Tanpa Inggris, tidak akan ada siapa pun di Uni Eropa untuk mempertahankan sanksi terhadap kita begitu rajin,” tulis Wali Kota Moskow, Sergey Sobyanin, di Twitter.

Andrei Klimov, Wakil Ketua Komite Urusan Internasional dari Majelis Tinggi Parlemen Rusia, mengatakan kepada New York Times pada hari Jumat bahwa dia tidak berpikir Uni Eropa sekarang akan memiliki waktu untuk memikirkan sanksi lagi terkait krisis Ukraina.

Michael McFaul, mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Rusia, setuju dengan analisa tersebut. “Putin memanfaatkan kelemahan dari Eropa. Orang Inggris Raya membuat Uni Eropa lemah. Hanya sederhana,” tulis dia di Twitter.

Para pendukung Brexit berpendapat bahwa Inggris akan mampu berdiri sendiri di panggung dunia tanpa terbebani oleh birokrasi Uni Eropa atau kebutuhan untuk mengirim uang dalam jumlah besar ke Brussels setiap tahun.




Namun mantan pejabat senior AS dan analis Barat mengatakan bahwa Inggris akan lebih lemah dan lebih terisolasi sebagai akibat dari langkah Brexit.

Keputusan rakyat Inggris memilih Brexit dalam referendum pekan lalu muncul dua minggu sebelum pertemuan puncak utama NATO di Warsawa. Pertemuan itu seharusnya memfokuskan kembali perhatian aliansi dari ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia.

Tapi hengkangnya Inggris dari Uni Eropa akan membuat NATO “sakit kepala”, karena akan menggantung pertemuan penting tersebut. Pemimpin NATO sudah berusaha untuk menenangkan saraf dalam aliansi setelah Inggris menggelar referendum Brexit.

Kendati demikian, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengklaim baha Brexit tidak akan mengubah status Inggris dalam aliansi. “Saya tahu bahwa posisi Inggris di NATO akan tetap, tidak berubah,” kata Stoltenberg.

Tidak adanya Inggris akan berdampak akut di sektor kekuatan militer Uni Eropa yang sedang berkembang, yang dirancang untuk mengisi kesenjangan dalam misi di wilayah Afrika dan Eropa Timur di mana NATO memiliki jumlah kehadiran militer yang sangat besar.

Sedangkan Inggris hanya memainkan peran kecil dalam program dan perencanaan di Uni Eropa.”Yang selalu didasarkan pada gagasan bahwa Inggris akan menjadi kontributor penting,” kata Christopher Chivvis, Direktur Pusat Kebijakan Pertahanan dan Keamanan Internasional di RAND Corp. (Detik)

Amerika Cemaskan Keamanan Inggris Pasca Brexit

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Susan Rice mengaakui bahwa ada kecemasan terhadap keamanan Inggris setelah negara itu memilih keluar dari Uni Eropa alias Brexit.

Kendati demikian, dia menjamin kerja sama AS dan Inggris di bidang kontra-terorisme dan masalah keamanan lainnya tetap bertahan.


Amerika Cemaskan Keamanan Inggris Pasca Brexit

Rice, dalam forum Aspen Ideas Festival  di Aspen, Colorado, mengatakan bahwa AS dan Inggris akan tetap menjadi mitra dan sekutu terdekat.”Sedangkan kebutuhan pada keanggotaan NATO tetap,” ujarnya.

”Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk memastikan bahwa wilauah di mana kami bekerja sama di bidang kontra-terorisme, akan tetap solid,” lanjut Rice, seperti dikutip Reuters, Senin (27/6/2016).
 


 

Ditanya apa ucapan Presiden Barack Obama pertama kali kepada Perdana Menteri Inggris David Cameron ketika mereka berbicara melalui telepon pada hari Jumat setelah hasil suara diumumkan, Rice menjawab; "Menyebalkan”.

Dia menambahkan bahwa kedua pemimpin itu telah berbicara jauh hari sebelum Inggris menggelar referendum Brexit. Obama sudah mendesak Inggris untuk bertahan di Uni Eropa.

”Selain diskusi tentang konsekuensi dari voting dan menyampaikan rasa hormat kami atas kehendak rakyat Inggris, itu juga merupakan kesempatan bagi presiden untuk menggarisbawahi betapa dia menghargai David Cameron sebagai mitra dan sebagai teman,” ujar Rice.

”Ini jelas kesempatan menyakitkan ketika mitra mengalami kerugian yang mendalam.” (SindoNews)

Sabtu, 25 Juni 2016

Ogah Berpisah Dari Uni Eropa, akyat London Serukan Merdeka dari Inggris

Rakyat London belum bisa menerima kemenangan pro-Brexit dalam referendum bersejarah Inggris. Mereka menyerukan London memerdekakan diri dari wilayah Inggris lainnya dan tetap bergabung dengan Uni Eropa.

Dalam referendum, London memang basis utama pendukung Inggris bertahan di Uni Eropa alias anti-Brexit. Lebih dari 2,2 juta pemilih di London memberikan suara bagi Inggris untuk bertahan di Uni Eropa.


Ogah Ber, Rpisah Dari Uni Eropa, akyat London Serukan Merdeka dari Inggris

Namun, suara London ternyata tidak bisa mengalahkan suara warga Inggris di beberapa wilayah lain yang memilih Brexit.

Warga Inggris yang frustrasi menyerukan Wali Kota  Sadiq Khan untuk memerdekakan diri dari Inggris. Seruan itu bermunculan di media sosial.
 


“London, tentu saja, suara mayoritas bertahan (di Uni Eropa). Jadi, kampanye dimulai di sini Kemerdekaan London di dalam Uni Eropa..!," tulis warga London, Richard Crowest di Twitter.

“Saatnya ingin London dikelilingi oleh air #IndependenceForLondon,” imbuh warga London lainnya, Fearghal Kelly di Twitter.




Tak hanya seruan merdeka di media sosial, warga London juga menyerukannya dalam sebuah petisi di situs Change.org yang digerakkan oleh James O'Malley. ”London adalah kota internasional, dan kami ingin tetap berada di jantung Eropa,” katanya, seperti dikutip Daily Mirror, Sabtu (25/6/2016).

”Mari kita hadapi itu. Sisa negara tidak setuju. Jadi, daripada suara pasif agresif terhadap satu sama lain pada setiap Pemilu, mari kita membuat perpisahan resmi dan bergerak dengan teman-teman kita di benua itu,” ujarnya.

Wali Kota London Sadiq Khan belum merespons seruan warganya untuk memisahkan diri dari wilayah Inggris lainnya. Perdana Menteri Inggris David Cameron yang sudah mengumumkan pengunduran dirinya telah meminta semua warga Inggris menghormati hasil referendum. (SindoNews)

Jumat, 24 Juni 2016

Keinginan India Gabung dengan Klub Nuklir ditolak China

China mempertahankan sikapnya menolak bergabungnya India dengan kelompok negara-negara yang berusaha untuk mencegah proliferasi senjata nuklir dengan mengendalikan akses ke teknologi sensitif itu. Hal itu dikatakan oleh kepala Departemen Pengawasan Senjata Kementerian Luar Negeri China.

Keinginan India Gabung dengan Klub Nuklir ditolak China

Kelompok Pemasok Nuklir (NSG) bertemu pekan ini di Seoul, Korea Selatan (Korsel). Namun, China menyatakan tidak akan melanggar aturan dan memungkinkan India menjadi anggota karena tidak menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), pakta utama kontrol senjata global.

"Negara-negara Pemohon harus penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi senjata nuklir (NPT). Ini adalah pilar, bukan sesuatu yang China menetapkan. Hal ini diakui secara universal oleh masyarakat internasional," kata Wang Qun seperti dikutip dari Reuters, Jumat (24/6/2016).


Qun mengatakan, keanggotaan India secara tidak resmi dibahas pada pertemuan NSG pekan ini. India mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS) untuk gabung dalam kelompok NSG. AS dan India memiliki kesepakatan nuklir dan ingin membawa negara dengan ekonomi terbesar ketiga di Asia itu dalam kelompok 48 anggota itu.




Qun menekankan, China menganggap penting untuk menangani keanggotaan baru di bawah konsensus dan bahwa tidak ada langkah belum memungkinkan negara non-NPT untuk bergabung.

"Aturan Internasional akan harus dihormati, besar atau kecil. Besar seperti NPT. Kecil seperti aturan dan prosedur dari kelompok ini. Pertanyaan penting yang menjadi keprihatinan kita adalah bagaimana menghadapi pertanyaan dari partisipasi negara dalam kelompok negara non-NPT. Ini tugas berat," tutur Qun. (SindoNews)

Keluar Dari Uni Eropa , Inggris Tetap Bagian Dari NATO

Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO, Jens Stoltenberg mengatakan, Inggris tetap menjadi sekutu NATO yang kuat dan posisinya dalam aliansi tidak akan diubah oleh keputusan untuk meninggalkan Uni Eropa atau Brexit.

Keluar Dari Uni Eropa , Inggris Tetap Bagian Dari NATO

"Orang-orang Inggris telah memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa. Seperti mendefinisikan bab berikutnya dalam hubungan dengan Uni Eropa, saya tahu bahwa posisi Inggris di NATO akan tetap tidak berubah," kata Stoltenberg dalam sebuah pernyataan.

"Inggris akan tetap kuat dan berkomitmen pada aliansi NATO dan akan terus memainkan peran utama dalam Aliansi kami. Hari ini, seperti yang kita hadapi lebih ketidakstabilan dan ketidakpastian, NATO lebih penting daripada sebelumnya sebagai platform untuk kerjasama antar Sekutu Eropa, dan antara Eropa dan Amerika Utara," bunyi pernyataan itu seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (24/6/2016).


Pada hari Kamis, Inggris mengadakan referendum untuk menentukan nasib mereka di Uni Eropa, apakah bertahan atau hengkang. Menurut hasil akhir, 51,9 persen pemilih, atau 17,4 juta orang, memutuskan untuk mendukung Brexit, sementara sekitar 16,1 juta menentangnya. (SindoNews)

Kamis, 23 Juni 2016

Kelompok Abu Sayyaf Kembali Culik WN Indonesia, Pemerintah Kecolongan

Tujuh anak buah kapal warga negara Indonesia kemarin dilaporkan kembali diculik oleh kelompok bersenjata di Filipina.

Pada Rabu kemarin beredar informasi menyebutkan salah satu anggota keluarga ABK dihubungi oleh orang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf yang menyandera tujuh ABK dari kapal tongkang TB Charles 00.



Kabar ini dibenarkan oleh perusahaan pemilik kapal, PT PP Rusianto Bersaudara. Mereka mengaku tujuh dari 13 ABKnya diculik. Hanya enam ABK yang kembali merapat di Pelabuhan Samarinda dari Tarakan.

Selanjutnya kabar ini diteruskan oleh perusahaan kepada Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang serta Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda.


"(Penculik) menggunakan bahasa Tagalog, tapi putus-putus," kata Jaang.

Padahal sebelumnya pemerintah menyatakan kabar penculikan ini tidak benar. Kemenkopolhukam, Kementerian Luar Negeri, Kepolisian, serta TNI sempat kompak membantah ada lagi WNI diculik Abu Sayyaf setelah kasus terakhir tuntas bulan lalu.

Seperti dikutip dari Rappler, Kamis (22/6), kapal tongkang yang berisi anak buah kapal asal Indonesia dan Malaysia itu diserang oleh sejumlah pria bersenjata mengendarai kapal motor. Para penculik itu kemudian kabur ke arah Tawi-Tawi di sebelah selatan Filipina.

Sumber menyebut kapten kapal berhasil menghubungi istrinya untuk mengabarkan mereka telah diculik oleh salah satu kelompok Abu Sayyaf dan para penculik meminta




uang tebusan sebesar 20 juta ringgit Malaysia atau setara Rp 59,2 miliar.

Dari penelusuran merdeka.com, informasi penculikan ini diperoleh Dian Megawati Ahmad (33), istri Ismail, salah seorang ABK yang disandera Abu Sayyaf. Dian mengaku mendapat kabar itu dari Rudi, ABK yang dilepas kelompok Abu Sayyaf, melalui istrinya bernama Siti.

"Rudi menelepon ke istrinya, membenarkan tujuh orang memang ditahan. Kabarnya sebentar karena istrinya juga lagi ditelepon oleh wartawan juga," kata Dian kepada merdeka.com, Kamis (23/6) dini hari.

"Crew kapal (Rudi) ini bisa menghubungi karena dia sempat menyembunyikan handphone Pak. Karena handphone mereka disita semua," tambahnya.

Dian menyebutkan, Rudi sempat bercerita kepada istrinya, dua perahu militan Abu Sayyaf mendatangi Tugboat Charles 00 bergantian. Perahu pertama, mengangkut tiga orang ABK. Menyusul perahu berikutnya, membawa empat orang ABK dan para penyandera dari Abu Sayyaf membawa senjata.

Sedangkan Tugboat Charles 00 diminta kembali dan mengabarkan kepada pemerintah Indonesia bahwa warganya disandera.

Jika benar para ABK itu kembali diculik kelompok Abu Sayyaf maka sudah waktunya pemerintah mengambil langkah tegas dan konkret untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.

Pemerintah juga harus segera mewujudkan kerja sama keamanan dengan Malaysia dan Filipina di perairan yang terkenal paling rawan itu.

Pada 1 Mei lalu sepuluh WNI dibebaskan Abu Sayyaf setelah pemerintah melakukan upaya diplomasi. Kabar lain menyebut sepuluh WNI itu dibebaskan dalam keadaan selamat setelah uang tebusan mereka sebesar Rp 14 miliar dibayar.

Pekan lalu Abu Sayyaf tidak segan-segan memenggal tawanan asal Kanada karena uang tebusan tidak dibayar.

Ini adalah kali ketiga dalam beberapa bulan belakangan Abu Sayyaf menculik ABK Indonesia. Jika dibiarkan maka kelompok yang sudah berbaiat kepada ISIS ini akan terus melakukan modus penculikan untuk mendapat uang tebusan. Kondisi ini tentu tak bisa dibiarkan. (Merdeka)

Turki Tegaskan Tak Akan Pernah Minta Maaf pada Rusia

Pemerintah Turki menegaskan mereka tidak akan pernah meminta maaf kepada Rusia terkait insiden penembakan Su-24. Rusia mengajukan dua syarat bagi Turki jika ingin hubungan kedua negara kembali normal, yakni meminta maaf dan membayar kompensasi kepada keluarga korban.

Turki Tegaskan Tak Akan Pernah Minta Maaf pada Rusia

"Kami turut sedih dengan apa yang terjadi, tapi kami tidak akan membayar kompensasi atau meminta maaf atas insiden itu," kata juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin dalam sebuah pernyataan.

Kalin dalam pernyataanya juga mengatakan, pihaknya percaya baik dalam waktu dekat ataupun panjang hubungan Turki dan Rusia akan kembali membaik. Sebab, bila dibiarkan terus seperti ini, hal ini akan berdampak buruk bagi kedua negara.


"Hal ini memang memiliki dampak negatif pada sektor pariwisata Turki, tapi di saat yang bersamaan juga menciptakan masalah bagi pihak Rusia," sambungnya, seperti dilansir APA pada Kamis (23/5).

Sementara itu sehubungan surat ucapan selamat yang dikirim oleh Presiden Turki Tayyip Erdogan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin pada kesempatan hari nasional Rusia, Kalin mengatakan bahwa surat itu dikirim sebagai bentuk penghormatan kepada Rusia.  (SindoNews)

Bahas Sengketa Pulau Kuril Jepang-Rusia Lakukan Pembicaraan

Jepang dan Rusia mengadakan pembicaraan yang ditujukan untuk memecahkan masalah sengketa teritorial sejak akhir Perang Dunia (PD) II. Sengketa teritorial ini telah mencegah keduanya menandatangani perjanjian damai secara resmi untuk mengakhiri permusuhan perang.

Kedua negara memiliki hubungan diplomatik, namun hubungan kedua negara menjadi tegang oleh sengketa atas empat pulau. Jepang mengenal pulau-pulau tersebut sebagau wilayah utara dan Rusia mengenalnya sebagai bagian dari Kepulauan Kuril.


Bahas Sengketa Pulau Kuril Jepang-Rusia Lakukan Pembicaraan

Utusan Khusus Jepang untuk hubungan Jepang-Rusia, Chikahito Harada, dan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Igor Morgulov bertemu di Tokyo untuk melakukan pertemuan satu hari pada Rabu kemarin.

"Kita akan mengatasi masalah ini dengan cara baru untuk memecahkan kebuntuan yang telah berlangsung sampai sekarang," kata Harada tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (23/6/2016).



 

Pembicaraan Rabu menandai negosiasi pertama antara Jepang dan Rusia sejak Perdana Menteri Shinzo Abe dan Presiden Vladimir Putin bertemu di Sochi pada bulan Mei untuk membahas sengketa.

Kepulauan Kuril adalah subyek lama sengketa teritorial antara Rusia dan Jepang. Tokyo mengklaim pulau Kunashiri, Etorofu, pulau Shikotan dan kelompok pulau Habomai dari gugusan pulau yang membagi Laut Okhotsk di Samudra Pasifik itu. Sengketa wilayah ini telah mencegah Rusia dan Jepang untuk menandatangani perjanjian damai setelah Perang Dunia II. (SindoNews)

Amerika Serikat Desak PBB Kecam Uji Coba Rudal Korea Utara

Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Samantha Power, menyerukan Dewan Keamanan (DK) PBB untuk bersatu dan mendesak PBB untuk mengecam uji coba rudal Korea Utara (Korut). Hal itu diungkapkannya dalam pertemuan darurat DK PBB pasca Korut menembakan dua rudal balistik.

Amerika Serikat Desak PBB Kecam Uji Coba Rudal Korea Utara

Jepang dan AS, setelah berkonsultasi dengan Korea Selatan (Korsel), meminta briefing tertutup kepada Sekretariat PBB atas penembakan uji coba dua rudal balistik jarak menengah yang dilakukan Korut.

"Pembangkangan Korut terhadap hukum internasional terus terulang. Ini menggaribawahi betapa pentingnya bagi kita untuk bergerak bersama-sama guna memastikan konsekuensi atas perilaku inheren destabilisasi ini, dan ancaman yang melekat dalam tindakan pelangaran yang konsisten dan diulangi ini terhadap perdamaian dan keamanan internasional," kata Power seperti dikutip dari Belfast Telegraph, Kamis (23/6/2016).


 

Power mengatakan, kecaman dari seluruh anggota dari tubuh yang paling kuat di PBB adalah langkah pertama. "Tapi, kami lagi mencari untuk memastikan akuntabilitas, mencari untuk mengidentifikasi lagi individu, entitas yang mungkin bertanggung jawab untuk uji coba yang terus berulang. Ini yang menimbulkan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional," tambahnya.

Menurutnya, individu dan entitas ini akan ditambahkan ke dalam sanksi daftar hitam. Seorang juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyebut peluncuran itu adalah tindakan kurang ajar dan tidak bertanggung jawab. Ia juga menyatakan peluncuran itu adalah pelanggaran yang disengaja dan pelanggaran terbesar terhadap kewajiban internasional. (SindoNews)

Rabu, 22 Juni 2016

Sukses Uji Rudal Musudan, Korea Utara Percaya Diri Tandingi Amerika Serikat

Pemerintah Korea Utara (Korut) mengklaim sukses menguji tembak dua rudal balistik jarak menengah Musudan. Kesuksesan itu membuat diktator muda Korut, Kim Jong-un, yakin bisa menyerang Amerika Serikat (AS) di kawasan Pasifik.

Klaim kesuksesan uji tembak rudal balistik Musudan itu diumumkan kantor berita KCNA.  Pengumuman muncul setelah pada Rabu pagi, militer Korut menguji tembak dua rudal balistik jarak menengah Musudan atau dikenal sebagai Hwangsong-10.


Sukses Uji Rudal Musudan, Korea Utara Percaya Diri Tandingi Amerika Serikat

Militer AS dan Korea Selatan menganggap satu dari dua rudal Musudan yang diuji tembak rezim Kim Jong-un mengalami kegagalan.

”Uji tembak berhasil dilakukan tanpa memberikan efek sedikit pun pada keamanan negara-negara sekitar,” bunyi pengumuman yang dirilis KCNA, semalam.


Dalam pengumuman itu, Kim Jong-un disebut mengawasi langsung uji tembak rudal balistik Musudan.
”Arus uji tembak menandai kesempatan penting dalam peningkatan kapasitas serangan nuklir dari negara kita,” kata Kim Jong-un, yang dikutip Yonhap, Kamis (23/6/2016).

”Kami memiliki keyakinan soal kemampuan untuk menyerang secara keseluruhan dan praktis terhadap (kepentingan) Amerika di Pasifik.”




Sejumlah media AS dan Korea Selatan yang mengutip sumber-sumber militer melaporkan, bahwa peluncuran rudal pertama oleh Korut pada hari Rabu diyakini berhasil. Namun, peluncuran rudal yang kedua diduga mengalami beberapa masalah yang disimpulkan militer AS dan Korea Selatan sebagai kegagalan.

Rudal balistik jarak menengah Musudan diklaim bisa menjangkau kepentingan AS di Pasifik yang berjarak sekitar 3.500 kilometer.

AS, Jepang dan Korea Selatan mengecam uji tembak rudal balistik Korut sebagai tindakan provokatif. Ketiga negara itu mendesak masyarakat internasional untuk menindak perilaku Pyongyang.

Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon menyebut uji coba rudal balistik terbaru Korut sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab. ”Dan pelanggaran berat Korut atas kewajiban internasional dan resolusi DK PBB,” kata wakil juru bicara Sekjen PBB, Farhan Haq. (SindoNews)

Tentara Baru Australia Dipelonco dengan Diperkosa

Para tentara baru Australia yang berusia belasan diperkosa dan dipaksa memperkosa sebagai bagian dari perpeloncoan atau inisiasi. Praktik tidak terpuji yang tengah diselidiki oleh pengadilan ini terjadi sejak tahun 1960-an di negara itu.


Diberitakan CNN, lembaga penyelidikan kejahatan seksual anak Australia, The Royal Commission into Institutional Responses to Child Sex Abuse, pada Selasa (21/6) mendengarkan bukti-bukti dari para korban yang mengalami pelecehan seksual di beberapa divisi militer Australia, termuda mengalaminya saat berusia 15 tahun.

Fokus utama penyelidikan adalah pelecehan dan penyerangan seksual di pusat pelatihan angkatan laut HMAS Leeuwin di Australia Barat dan sekolah pelatihan militer Balcombe di Victoria pada tahun 1960-1980-an serta di antara tentara baru angkatan pertahanan Australia sejak tahun 2000. Total ada 111 korban yang mengaku mengalaminya.


Puluhan korban akan menyajikan bukti di pengadilan Sydney hingga 1 Juli mendatang.

"Dalam berbagai kesempatan, saya ditarik dari tempat tidur di tengah malam oleh tentara yang lebih tua dan diseret ke stadion olahraga," kata seorang pria yang tidak disebut namanya.

Saksi mengatakan, dia dipaksa memperkosa tentara lainnya, dan kemudian dia juga diperkosa oleh tentara dan staf militer. "Lingkungannya tidak memungkinkan untuk melawan," kata dia.

"Seseorang bertahan dari pelecehan karena menyadari mengatakan 'tidak' tidak ada gunanya. Pada akhirnya, mematuhinya dan menjalaninya hingga selesai adalah solusi terbaik," lanjut dia.

Kebanyakan korban mengaku diabaikan, dihukum atau dikatakan bahwa itu hanyalah "ritual" pada masa inisiasi saat melaporkan tindakan tidak senonoh yang mereka alami.




Saksi lainnya, Graeme Frazer yang kini berusia 65 tahun, mengaku mengalami pelecehan seksual pada tahun 1967 ketika menjadi tentara baru angkatan laut Australia. Saat itu dia berusia 16 tahun, diseret dari kamar mandi, dipukuli dan dilecehkan oleh tiga tentara lainnya.

Dia mengatakan, seorang penyerang mencoba memaksanya melakukan oral seks. Lalu dia dipegangi sementara kemaluannya diolesi pelumas sepatu boot lalu digosok dengan sikat berbulu kasar.

"Saya masih merasa sangat bersalah dan malu soal peristiwa itu. Saya mengalami depresi," kata Frazer.

Penyelidikan juga akan mendengarkan bukti dari mantan dan staf militer Australia serta melihat cara mereka mengatasi keluhan atas peristiwa ini dan merespons klaim kompensasi.

Pengadilan ini adalah bagian dari penyelidikan pelecehan seksual di kemiliteran Australia yang telah berlangsung lama.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Australia tidak mengomentari kasus tersebut namun menyatakan siap bekerja sama dalam penyelidikan. (CNN)

Senapan Pembunuh AR-15 Terjual 30 Ribu Pucuk Pasca Penembakan Orlando

Senapan serbu AR-15 laris manis usai penembakan di kelab gay Orlando yang menewaskan 50 orang. Senapan pembunuh ini menjadi favorit pelaku penembakan massal di Amerika Serikat dan menjadi sasaran perdebatan pengendalian senjata.

Diberitakan The Independent, sebuah toko daring di Amerika Serikat bahkan telah menjual lebih dari 30 ribu pucuk AR-15 dalam sepekan usai penembakan di Orlando.


Senapan Pembunuh AR-15 Terjual 30 Ribu Pucuk Pasca Penembakan Orlando

Toko yang berbasis di Bellevue, Pennsylvania itu, Hunter's Warehouse, mengakui penjualan AR-15 meningkat usai pelaku penembakan Orlando, Omar Mateen, menggunakannya dalam insiden itu.

Senapan semi-otomatis yang merupakan pengembangan dari senjata serbu M-16 militer ini juga digunakan dalam berbagai peristiwa penembakan di AS, yaitu di San Bernardino tahun lalu yang menewaskan 14 orang, pembantaian 27 siswa dan guru di SD Sandy Hook, dan pembunuhan 12 orang di bioskop Aurora, sama-sama di tahun 2012.


Pemilik Hunter's Warehouse, Tom Engle, mengatakan bahwa peningkatan penjualan bukan karena adanya penembakan, namun karena perdebatan pemerintah soal larangan penjualan senjata itu ke publik.

"Saat masyarakat terancam kehilangan hak mereka untuk membeli senjata tertentu, maka mereka akan mencari dan ingin memilikinya," kata Engle.




Pada tahun 1994 senapan serbu seperti AR-15 ini sempat dilarang penjualannya di AS. Namun pada tahun 2004, larangan ini kedaluwarsa dan tidak diperpanjang berkat lobi ketat NRA, AR-15 kembali beredar di pasaran.

Pemilik senjata Jon Stokes dari Texas dalam tulisannya di Vox mengaku memilih AR-15 karena memiliki banyak sekali aksesoris, bisa dimodifikasi dan bisa dipadupadankan dengan senjata lainnya.

"Polisi dan sipil membeli AR-15 karena satu senapan ini bisa digunakan untuk olahraga, berburu dan dalam skenario kekerasan, oleh seorang amatir. Dalam hal ini, AR-15 pada dasarnya adalah Lego raksasa untuk orang dewasa," kata Stokes. (CNN)

Selasa, 21 Juni 2016

Cerita Pilot Drone Amerika Serikat Bunuh Militan dari Jarak Jauh

Sudah melihat film Eye in the Sky? Dikisahkan drone yang dikendalikan dari Amerika Serikat, menjadi pengintai kaum militan bahkan meluncurkan rudal yang menghantam sasaran dengan tepat dan mematikan. Hal semacam itu benar-benar terjadi di dunia nyata.

Cerita Pilot Drone AS Bunuh Militan dari Jarak Jauh

Operasional drone AS antara lain berada di pangkalan udara Creech di Las Vegas. Di sinilah pilot terpilih mengendalikan drone yang beroperasi di lapangan untuk membantu kepentingan militer AS. Mantan pilot yang pernah bekerja di sini, Michael Haas, menceritakan pengalamannya.

Ia bekerja antara tahun 2005 sampai tahun 2011, saat AS sangat agresif memburu kaum militan di berbagai negara. Dari depan komputernya, dia telah membunuh target militer AS nun jauh di sana di Afghanistan.


Tugas utama Haas adalah mengontrol kamera, laser dan perangkat untuk mengumpulkan informasi lainnya di drone Reaper dan Predator. Dia juga bertanggung jawab memandu misil Hellfire ke target, begitu misil itu ditembakkan oleh pilot lain di sampingnya.

Semua itu terasa mirip dengan permainan game, ia membunuh musuh dari layar komputer. Namun benar benar ada orang terbunuh dan kadang mengusik nurani meski pemimpin mereka meyakinkan bahwa target pantas dieliminasi karena dianggap teroris dan membahayakan.

"Pernah menginjak semut? Seperti itu kamu dikondisikan soal target, hanya gumpalan hitam di layar. Kamu dibuat berpikir mereka pantas mendapatkannya, mereka di pihak musuh. Kamu harus mengabaikan suara di hatimu yang mengatakan hal ini tidak benar," sebut Haas yang detikINET kutip dari Guardian.



Haas cukup beruntung karena selama dia menerbangkan drone, hanya diperintah menembakkan dua misil untuk membunuh musuh. Mantan pilot lain bernama Brandon Bryant, terlibat langsung membunuh setidaknya 13 orang dalam 5 serangan misil Hellfire di Irak dan Afghanistan.

Pernah dia ditugaskan membunuh tiga orang yang menurut pimpinan, sangat berbahaya karena bergabung dengan tentara Taliban. Namun dari bahasa tubuh mereka, target tersebut terlihat sangat ketakutan sehingga ia sempat meragukan apakah benar mereka kaum militan atau bukan.

Program serangan drone AS memang kontroversial. Lembaga Amnesty International dan Human Rights Watch mengkritiknya karena serangan semacam itu cukup sering menimbulkan korban jiwa dari kalangan sipil.




Namun pejabat AS menyatakan program itu vital untuk membantu militer AS melawan kelompok militan, misalnya Al Qaeda. Yang jelas, tidak semua bertahan menjadi pilot drone, terutama karena alasan psikologis. Seperti Bryant yang memutuskan berhenti tahun 2011 setelah bekerja selama enam tahun.

Dia sempat diberitahu berapa jumlah korban yang jatuh akibat misi drone, di mana dia termasuk yang terlibat dalam serangan. Jumlahnya ternyata mencapai 1.626 orang. "Hal itu membuat perutku sakit," sebutnya.

Tetap saja, kecanggihan drone dianggap sangat efisien untuk menghancurkan musuh dan meminimalisir korban dari militer AS karena dikendalikan dari jarak jauh. Dalam survei oleh lembaga Pew, sebanyak 61% warga AS mendukung program drone.  (Detik)

Senin, 20 Juni 2016

Jepang Deteksi Tanda-Tanda Peluncuran Misil Korea Utara

Jepang mendeteksi tanda-tanda peluncuran misil terbaru dari Korea Utara (Korut), setelah pada awal tahun sempat mengejutkan komunitas internasional lewat uji coba bom hidrogen dan peluncuran roket ke luar angkasa.

Pyongyang gagal meluncurkan misil balistik pada akhir Mei, yang menandai serangkaian kegagalan dalam teknologi senjata balistik.  


Jepang Deteksi Tanda-Tanda Peluncuran Misil Korea Utara

Namun Korut, yang secara berkala mendapat kecaman dan sanksi dari PBB, tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah dalam mencapai tujuan akhirnya, yakni senjata nuklir yang dapat mencapai daratan Amerika Serikat (AS).

Media lokal Jepang, termasuk Kyodo News dan NHK, Selasa (21/6/2016), mengutip beberapa sumber yang mengatakan sejumlah tanda telah terdeteksi mengenai kemungkinan peluncuran misil di Korut.


Kyodo mengatakan militer Jepang telah memerintahkan untuk menghancurkan misil atau komponen apapun yang dapat mengancam wilayah Negeri Sakura.

Misil dan roket Korut telah terbang di atas wilayah Jepang di masa lalu. Pemerintah mengerahkan sistem anti-misil di Tokyo dan beberapa kota lainnya sebagai respons terhadap ancaman.

Kementerian Pertahanan di Tokyo belum bersedia berkomentar mengenai deteksi dini ini, namun juga tidak membantahnya.

Pada April, Korut tiga kali gagal meluncurkan sebuah misil yang jangkauannya diperkirakan mencapai 2.500 hingga 4.000 kilometer.  (MetroTVNews)

Martha Peterson Wanita Pertama AS yang "Berkeliaran" di Rusia

Seorang ibu dua anak bernama Martha Peterson, diketahui menjadi mata-mata wanita pertama Amerika Serikat (AS) yang ditugaskan beroperasi dua tahun di Rusia.

Setelah lama merahasiakan profesinya yang pernah jadi mata-mata untuk CIA, dia mengungkapkannya pada dua anaknya.



Martha Peterson dilatih untuk bergabung dengan CIA pada tahun 1975 dan, setelah menjadi ahli dan belajar tentang pengintaian di Rusia—yang kala itu masih bernama Soviet.

Selama bertugas di negeri komunis itu, Martha Peterson tetap menyamar. Dia pernah menerima paket rahasia dari agen “TRIGON” bernama asli Aleksandr Dmitryevich Ogorodnik, seorang diplomat Soviet yang direkrut untuk bekerja pada CIA di Amerika Latin.
 


Martha Peterson, yang akhirnya ditangkap oleh Dinas Rahasia Rusia (KBG) setelah beroperasi selama dua tahun di Rusia tetap merahasiakan identitasnya sebagai mata-mata kepada dua anaknya Tyler dan Lora sampai tahun 1997, ketika mereka berusia 17 dan 15 tahun.

Martha Peterson mengungkapkan kisahnya dalam buku berjudul “Widow Spy” yang diterbitkan oleh CNN. Menurutnya, kedua anaknya tidak menyadari betapa berbahayanya jika dia mengekspose identitasnya sebagai agen CIA.

Tapi, temannya memperingatkan bahwa menunggu terlalu lama untuk memberi tahu identitasnya bisa menyebabkan dia dibenci oleh kedua anaknya.




Dalam tayangan “Desclassfield” di CNN, Marta Peterson bercerita bahwa putrinya, Lora, meneleponnya sekitar pukul 10.00 pagi dan memintanya datang untuk makan siang dengan kakaknya, Tyler, di restoran Roy Rogers di McLean, Virginia.

Dalam emosi yang sudah dipendam lama, wanita itu akhirnya mengungkapkan pekerjaannya kepada kedua anaknya dengan berkata;”Saya bekerja untuk CIA.”

Anaknya, Tyler, adalah yang pertama bereaksi, dengan berujar; ”Dia mata-mata”. Mereka lantas tertawa.


Martha Peterson Wanita Pertama AS yang Berkeliaran di Rusia

John, suami pertama Martha Peterson, adalah seorang calon wartawan. Dia bergabung dengan CIA dan meninggal dalam kecelakaan helikopter di Laos pada usia 27 tahun.

Martha pernah ditangkap KGB karena ada agen ganda Rusia yang berkhianat. Sejak itu, dia tidak bisa lagi kembali ke Rusia sampai akhirnya menikah dengan pria yang menjadi ayah dari kedua anaknya.

”Pekerjaan saya berkisar dari hal yang sangat menarik,  membuat perbedaan dalam postur keamanan bangsa kita,” tulis dia di sebuah situs untuk penulisan bukunya.

”Saya pensiun dengan kepuasan pribadi yang besar dan kebanggaan,” ujarnya, seperti dikutip Daily Mail, Senin (20/6/2016). (SindoNews)

Iran Klaim Sukses Gagalkan Rencana Serangan Teror Terbesar

Pemerintah Iran mengklaim telah berhasil menggagalkan rencana serangan teror terbesar yang mungkin akan menghantam Iran. Aksi teror tersebut rencananya akan menargetkan Teheran dan sejumlah kota besar lainnya di Iran.

Iran Klaim Sukses Gagalkan Rencana Serangan Teror Terbesar

"Dalam plot kriminal dari kelompok Takfiri teroris anti-Islam, serangkaian pemboman telah direncanakan di beberapa tempat untuk hari-hari mendatang. Teroris berhasil ditangkap dan beberapa bom dan sejumlah besar bahan peledak disita," kata Kementerian Intelijen Iran.

Kementerian itu, seperti dilansir IRNA pada Senin (20/6) menuturkan, selain menyita sejumlah bahan peledak, mereka juga berhasil menyita sejumlah senjata dan amunisi dalam operasi anti-teror tersebut.


 

Namun, sayangnya kementerian itu tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai berapa banyak berapa banyak anggota kelompok teroris yang ditangkap, dan berapa banyak senjata dan bom yang disita dalam operasi tersebut.

Asal-usul kelompok para teroris yang ditangkap dalam operasi ini juga tidak disebutkan oleh kementerian itu. Iran biasanya menggunakan istilah Tafikri, bagi para simpatisan ISIS, al-Qaeda atau al-Nusra, dan kelompok yang berhubungan dengan ketiga kelompok itu. (SindoNews)


Korea Selatan : Pyongyang Gunakan Nuklir untuk Peras Kami

Kementerian Unifikasi Korea Selatan (Korsel) menuturkan, Korea Utara (Korut) menggunakan kekuatan nuklirnya untuk memeras Korsel. Korut mengancam akan menghancurkan pangkalan Amerika Serikat (AS) di Korsel, jika Negeri Gingseng itu menolak ajakan dialog Korut.

Korea Selatan : Pyongyang Gunakan Nuklir untuk Peras Kami

Bulan lalu, Pyongyang mendesak Seoul untuk menerima tawaran guna mengadakan pembicaraan militer dan menyerukan langkah-langkah bersama untuk melaksanakan tindakan-tindakan untuk persatuan nasional. Tawaran itu kemudian ditolak oleh Korsel.

Komite Pertahanan Korut kemarin mengatakan, mereka akan merespon penolakan tersebut dengan serangan nuklir terhadap pangkalan militer AS yang berada di Korsel.


 

"Tawaran perdamaian palsu dari Korut telah gagal mengecoh kami. Lalu, orang-orang dari utara menggunakan ancaman untuk mengubah sikap kami," kata juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Jeong Joon-Hee, seperti dilansir Sputnik pada Senin (20/6).

Dia menambahkan, Seoul menganggap prakarsa perdamaian dari Pyongyang sebagai propaganda terang-terangan. "Adalah penting bahwa Korut mengambil langkah-langkah yang jelas untuk menolak penggunaan  senjata nuklir," kata Jeong. (SindoNews)

Minggu, 19 Juni 2016

Seorang Prajurit Militer India Hidup Kembali Setelah 7 Tahun Dinyatakan Meninggal

Dharamveer Singh, seorang prajurit tentara diketahui 'hidup lagi' setelah dinyatakan meninggal pada tahun 2012. Kini prajurit tersebut bertekad bisa masuk menjadi bagian dari militer India untuk ke dua kalinya.

Seorang Prajurit Militer India Hidup Kembali Setelah 7 Tahun Dinyatakan Meninggal

Pihak militer India awalnya sudah tidak memiliki harapan sama sekali akan keberadaan prajurit yang hilang pada tahun 2009. Singh hilang usai sebuah kecelakaan dalam tugas di Dehradun. Selanjutnya, kuat dugaan nyawanya tidak terselamatkan, seperti dilansir laman Times of India, Kamis (16/6).




Sejak berita kematiannya tersiar, keluarga juga telah mendapatkan uang pensiun pada tahun 2015. Rupanya Singh tidak benar meninggal. Dia yang kecelakaan pada saat itu ternyata terluka dan menderita cedera otak parah hingga lupa ingatan.

Hal itu berlangsung selama tujuh tahun. Setelah melewati masa penyembuhan, perlahan Singh mulai mengingat siapa dirinya dan jalan kembali ke rumah. Akhirnya dia berhasil tahu tempat asalnya di Haridwar, dekat Kota Alwar. Kini dia bertekad untuk bisa kembali mengabdi pada negara sebagai tentara. (Merdeka)

Amerika Serikat Kirim 2 Kapal Induk ke Filipina

Amerika Serikat (AS) mengirimkan dua kapal induknya dan sejumlah kapal pendamping untuk mengikuti latihan militer di Samudera Pasifik barat.

UUS John C. Stennis dan USS Ronald Reagen berlayar bersama-sama di Laut Filipina sebagai bagian dari operasi latihan pertahanan udara dan pengawasan laut. Operasi ini melibatkan 12.000 pelaut, 140 pesawat dan enam kapal perang kecil, begitu pernyataan Armada Pasifik AS yang berpusat di Hawaii.


Amerika Serikat Kirim 2 Kapal Induk ke Filipina

"Kami harus mengambil keuntungan dari kesempatan ini untuk berlatih teknik perang yang diperlukan dalam operasi Angkatan Laut modern," kata Laksamana John D. Alexander seperti dikutip dari The New York Times, Minggu (19/6/2016).


Operasi latihan ini akan mengambil sisi timur Filipina, yang tidak terlalu dekat dengan Laut China Selatan, kata juru bicara Armada Pasifik. China berusaha untuk mendominasi Samudera Pasifik barat sebagai bagian dari strategi jangka panjang, kata ahli strategi AS.

Pengiriman dua kapal induk untuk mengikuti latihan perang di Filipina ini dilakukan jelang keputusan Pengadilan Arbitrase di Den Haag, Belanda, terkait kisruh teritorial di Laut China Selatan.

Filipina telah membawa kasus Laut China Selatan ke pengadilan internasional di Den Haag, Belanda. Kebijakan ini ditentang oleh China yang menginginkan memecahkan masalah lewat jalur bilateral. China bahkan menegaskan akan menolak apapun hasil keputusan pengadilan internasional. (SindoNews)